Selasa, 05 Januari 2010

Jakarta jika dilihat dari atas Krl (Kereta api listtik)


Saya ingin membahas soal apa yang saya dapat kan selama saya menaiki krl atau kereta api listrik dengan rute Bogor – Jakarta.
Hari ini saya memutuskan untuk mengabiskan uang simpanan saya untuk membeli dvd dimall mangga dua dan saya menggunakan Krl atau yang lebih dikenal dengan kereta api listrik. kereta api listrik sudah tidak asing lagi dimata masyarakat jakarta dan bogor, dimana setiap hari krl digunakan untuk transportasi yang paling terjangaku oleh semua kalangan masyarakat atau murah dibandingkan dengan angkutan umum lainnya. dengan Rp 1500 saya sudah dapat sampai kestasiun jayakarta. dimana jayakarta adalah stasiun yang paling dekat dengan mall mangga dua. selama saya berada didalam kereta, saya bisa memandang orang yang berbeda - beda. ada yang bepenampilan baik seperti karyawan yang mau menuju kantor, ada juga yang berpenampilan casual seperti ala mahasiswa biasa dan ada juga yang berpenampilan biasa - biasa saja. disini kita bisa melihat perbedaan antar warga jakarta. dari orang kaya, biasa saja dan miskin. segala aktifitaspun terjadi didalam krl seperti pedagang asongan yang menjual minum dan makan serta ada juga yang menjual peralatan - peralatan lainnya. ada juga yang asik berkomunikasi. kemudian mata saya tertujuh pada seorang pengamen yang menyanyikan lagu yang diputar pada sebuah radio. seorang laki-laki yang matanya tertutup dengan sesuatu yang berwarna putih. kemudian sayapun berpikir kalau bapak ini buta. lalu ada ibu" yang mengendong anak sambil membersihkan kereta dengan menggunakan sapu sambil memberikan tangan kepada setiap penumpang yang berdiri. setiap perhentian distasiun hilir mudik terjadi, ada penumpang yang turun dan ada penumpang yang naik. dan bermacam - macam baupun menyatuh menjadi satu. bau wangi sampai bau keringat. pada saat mata memandang keluar terlihat rumah-rumah warga yang berdempetan yang melewati batas pagar dari rel kereta. kemudian saya berpikir, apakah mereka diberi ijin untuk membangun rumah disana? apakah mereka tidak takut akan bahaya yang mengancam jika terjadi kecelakaan pada kereta. setelah sampai didaerah jakarta pusat terlihatlah gedung - gedung bertingkat yang tersebar dimana - mana. dari gedung yang bagus dan gedung yang masih dalam tahap pembangunan dan juga yang sangat terasa sekali adalah bau polusi yang sudah tidak asing lagi tetntunya. lalu pandangan saya tertujuh pada seseorang yang tidur dibawah peron salah satu stasuin. inilah hidup dijakarta. ada yang selamat dan ada yang tidak akhirnya sampailah distasuin jayakarta dan perjalan saya berakhir disitu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar