Sabtu, 02 Januari 2010

Biografi Anggun C Sasmi


“Anggun C. Sasmi”
Sedikit cerita tentang Seorang Penyanyi Indonesia atau anak bangsa yang berhasil memasuki kanca musik internasional dan membawa harum nama Indonesia.

Dia adalah Anggun Cipta Sasmi yang lahir di Jakarta 29 April 1974.
(Umur 35 Tahun) Ia merupakan putri dari Darto Singo, seorang seniman Indonesia dan Dien Herdina, seorang perempuan yang masih kerabat Kerarton Yogya Karta. Nama Anggun mencapai puncak popularitasnya di tahun 1990 setelah merilis singel berjudul “Mimpi” kemudian disusul “Tua Tua Keladi” dan “Takut” yang menjadi hits saat itu. Anggun berhasil meraih penghargaan sebagai “Artis Indonesia Terpopuler 1990-1991. Di tengah puncak popularitasnya sebagai lady rocker di Indonesia, Anggun malah memutuskan untuk menikah muda pada tahun 1992 dengan Michel de Ghea, seorang warga Negara Perancis. Meskipun demikian, ternyata popularitas Anggun tidak meredup. Ia kemudian berhasil menjadi penyanyi termuda yang mendirikan perusahaan rekamanya sendiri, PT Bali Cipta Record. Selain telah memiliki perusahaan rekaman sendiri, Anggun juga telah memproduseri sendiri albumnya. Anggun telah merilis sebanyak 5 album solo yaitu “Dunia Aku Punya”(1986), “Anak Putih Abu Abu”(1991), “Nocturno”(1992), “Anggun C Samsi… Lah..!!!”(1993) dan “Yang Hilang”(1994), ditambah belasan singel dan kompilasi lainnya.

Pada tahun 1994, Anggun memutuskan untuk meninggalkan kariernya di Indonesia guna mewujudkan impiannya menjadi penyanyi bertaraf internasional. Ia kemudian menjual perusahaan rekamannya dan hijrah ke Eropa bersama suaminya, Michel de Ghea. Anggun menetap diLondon, Britania selama setahun untuk memulai kariernya lagi dari bawah. Ia rajin mengirim demo rekaman ke berbagai studio di Britania dan juga pergi ke klub-klub untuk memperkenalkan dirinya sebagai penyanyi. Biaya hidup yang tinggi di London, membuat uang hasil penjualan perusahaan rekaman Anggun habis sedikit demi sedikit. Anggun pun harus menerima kekecewaan dimana semua demo rekamannya tidak mendapat respon positif. Anggun akhirnya berada pada kesimpulan bahwa kariernya tidak akan pernah tumbuh di Britania dan berencana untuk memulai karier di negara Eropa lain. Ia sempat berniat pindah ke Belanda, namun kemudian ia beralih ke Perancis. Dua tahun setelah meninggalkan Indonesia, Anggun akhirnya berhasil bertemu dengan Erick Benzi, salah seorang produser besar Perancis yang pernah menangani album sejumlah penyanyi kenamaan seperti Celine Dion, Jean-Jacques Goldman dan Jhonny Hallyday. Benzi terpikat oleh kemampuan vokal Anggun dan seketika menawarkannya untuk rekaman album. Anggun kemudian terbang ke Manila, Filipina untuk mengikuti audisi Sony Music International. Dalam audisi tersebut, Anggun berhasil menyisihkan para penyanyi dari berbagai negara hingga akhirnya berhasil mendapat kontrak Sony untuk 5 album. Sebelum masuk dapur rekaman, Anggun mempelajari bahasa Perancis di Alliance Française selama sebulan.

Pada tanggal 24 Juni 1997, album pertama Anggun bertajuk Au nom de la lune dilepas ke pasaran Perancis. Singel pertama Anggun, “La neige au Sahara”. Singel ini tercatat sebagai lagu yang paling sering diputar di radio-radio Perancis tahun 1997 dan menjadi salah satu Hit Summer ‘97. Melalui album ini, kini Anggun berubah total dari seorang penyanyi rock tomboy menjadi penyanyi pop yang romantis dan sensual. Album yang memuat elemen world music ditambah bunyi-bunyian instrumen tradisional Indonesia (tambur, seruling, kemiri) ini berhasil mereguk sukses dengan penjualan lebih dari 150.000 kopi di Perancis dan Belgia, menjadikannya seorang artis berbangsa Indonesia pertama yang berhasil meletakkan nama sejajar dengan artis-artis Perancis yang ada. Setahun berikutnya, Anggun meluncurkan versi bahasa Inggris dari album pertamanya dengan judul Snow on the Sahara. Album ini dirilis resmi di lebih dari 33 negara di Eropa, Asia, dan Amerika. Album ini berhasil meraih sukses dengan penjualan mencapai lebih dari satu juta keping, menjadikan Anggun sebagai penyanyi Asia terlaris di luar Asia. Singel “Snow on the Sahara” seketika menjadi hit dan berhasil mencapai posisi puncak di 15 negara, termasuk Italia dan Spanyol. Pada tahun 1999, singel ini juga berhasil menduduki posisi Top 5 pada UK Club Charts di Inggris dan terpilih sebagai lagu promo jam tangan mewah dunia

Anggun juga memutuskan melepaskan kewarganegaraan Indonesia-nya. Perpindahan kewarganegaraan Anggun ini sempat menuai kontroversi di tanah air dan banyak pihak mempertanyakan nasionalismenya. Pada acara Kick Andy tahun 2006, Anggun menyatakan bahwa ia berpindah kewarganegaraan akibat susahnya birokrasi KBRI sehingga menyusahkannya sebagai penyanyi yang punya jam terbang cukup tinggi di luar negeri. Anggun juga menyatakan bahwa yang berganti hanyalah warna paspornya, sementara ia sampai kapanpun akan tetap menjadi orang Indonesia.

Album kedua Anggun dirilis pada tahun 2000 dengan judul Chrysalis (versi bahasa Inggris) dan Désirs contraires (versi bahasa Perancis). Album ini mengeluarkan hits berjudul “Still Reminds Me”. Singel ini berhasil menduduki Top 5 dalam The Music & Media Europe Brokers Breakers Charts dan mencapai posisi puncak di Asian United Chart. Khusus pasaran Asia Tenggara, Anggun merilis sebuah singel berbahasa Indonesia berjudul “Yang ‘Ku Tunggu”. Album kedua Anggun ini kembali terjual di atas satu juta keping, bahkan berhasil meraih Gold di Italia hanya dalam waktu seminggu. Pada akhir tahun 2000, Anggun mendapat undangan untuk tampil pada konser Natal di Vatikan bersama Bryan Adams. Dari tahun 2001 hingga 2003, Anggun terlibat dalam banyak proyek kolaborasi. Dari sejumlah kolaborasi yang dilakukannya yang cukup sukses yaitu dengan DJ Cam dalam lagu jazz “Summer in Paris” (2001), dengan Deep Forest pada lagu bercengkok Sunda, “Deep Blue Sea” (2002) serta duet dengan penyanyi rock terkenal Italia, Piero Pelù dalam singel “Amore Immaginato” (2003). Singel duet Anggun dengan Piero Pelu bahkan berhasil menduduki posisi puncak National Italian Airplay Chart selama 2 bulan. Tahun berikutnya, Anggun merilis album soundtrack Open Hearts di tahun 2002. Di album berbahasa Inggris ketiga ini, Anggun bekerja sama dengan 2 musisi asal Denmark, Jesper Winge Leisner and Niels Brinck. Singel dari album ini, “Open Your Heart”, dinominasikan meraih penghargaan “Best Song” pada Danish Film Awards 2003. Pencapaian karier Anggun mengantarkannya meraih sejumlah apresiasi. Ia dianugerahi penghargaan “The Cosmopolitan Asia Women Award” di tahun 2000 serta “The Women Inspire Award” di tahun 2002, sebagai penyanyi yang memberi inspirasi kepada seluruh wanita Asia atas kariernya sebagai penyanyi solo asal Asia yang sukses di dunia internasional.[29][4] Pada Januari 2003, Anggun hadir di MIDEM Awards untuk menerima penghargaan prestisius, Diamond Award, yang diserahkan langsung oleh Menteri Kebudayaan Perancis. Penghargaan tersebut mengukuhkannya menjadi salah satu penyanyi berbahasa Perancis tersukses di luar Perancis. Pada tahun 2003 Anggun memutuskan untuk menghentikan kerja samanya dengan Sony Music, meskipun kotraknya belum selesai. Langkah ini diambil Anggun akibat telah berubahnya struktur perusahaan itu di berbagai Negara. Anggun juga memutuskan pindah ke Montreal, Kanada untuk memperlebar sayapnya di Amerika. Di sini pula Anggun kemudian bertemu jodoh dengan Olivier Maury, seorang sarjana politik Kanada dan mereka menikah di tahun 2004.

Anggun kembali tampil dengan album ketiganya berjudul Luminescence di tahun 2005. Berbeda dengan album-album terdahulu, kali ini untuk versi bahasa Perancis dan bahasa Inggris dirilis dengan judul yang sama. Setelah 5 tahun tidak merilis album studio, Anggun yang sebelumnya di bawah label Sony Music, kini pindah ke Universal. Singel pertama dari album ini, “Être une femme”, telah dinobatkan sebagai Lagu Paling Populer Tahun 2004 oleh Radio France International, sebuah stasiun radio bertaraf internasional di Perancis. Versi berbahasa Inggrisnya, “In Your Mind”, merupakan lagu yang sangat populer di Asia. Di Timur Tengah, lagu ini berhasil mencapai posisi puncak tangga lagu Turki, Uni Emirat Arab, dan Lebanon. Singel kedua album ini, “Saviour”, juga menjadi hit dan terpilih sebagai soundtrack dari film box office, The Transporter 2.

Pada ini, Anggun menerima sebuah penghargaan tertinggi “Chevalier des Arts et Lettres” dari pemerintah Perancis atas prestasi karier dan kontribusinya pada budaya Perancis di seluruh dunia. Anggun juga ditunjuk sebagai juru bicara Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Skim Mikrokredit, sebuah program pengentasan kemiskinan di seluruh dunia. Anggun juga terpilih menjadi ambassador bagi Audemars Piguet, sebuah perusahaan jam tangan mewah dunia asal Swiss.

Pada tahun 2006, Anggun merilis ulang album Luminescence dengan menambahkan tiga lagu baru dan foto-foto terbaru. Singel terbarunya yaitu “Juste avant toi” atau “I’ll Be Alright” telah direkam secara rahasia di Jakarta dan Bali. Di Perancis, Swiss, Belgia, dan negara berbahasa Perancis lainnya, Luminescence Repackage dipasarkan pada 21 Agustus 2006. Sebuah buku foto Anggun disertakan dalam setiap pembelian album tersebut. Pada tahun tersebut, Anggun juga melakukan duet dengan penyanyi legendaris Julio Iglesias dalam lagu “All of You”.

Bertempat di Jakarta Convention Center, pada tanggal 25 Mei 2006, Anggun menggelar konser tunggalnya di Indonesia secara besar-besaran. Tiket yang disediakan yakni sebanyak 5.000 lembar seluruhnya habis terjual. Kompas menyebutnya sebagai salah satu konser terspektakuler sepanjang tahun. Anggun kemudian menerima penghargaan khusus dari Anugerah Musik Indonesia sebagai “Artis Internasional Terbaik”. Anugerah khas itu diberikan atas keberhasilannya mengukir nama di luar negeri dan menaikan nama industri musik Indonesia di mata internasional. Menutup tahun itu, Anggun merilis kompilasi terbaik berjudul Best Of. Album ini menampilkan hits Anggun selama karier internasionalnya, ditambah tiga lagu lawas Anggun: “Mimpi”, Bayang-Bayang Ilusi” dan “Takut”, yang dinyanyikan ulang dengan iringan Andy Ayunir dan Orkestra Saunine.

Pada tahun 2007, Anggun terlibat dalam penggarapan film dokumenter berjudul Un jour sur terre atau Earth. Anggun bertindak sebagai narator dan merilis singel soundtrack dari film tersebut. Di akhir tahun 2008, Anggun merilis album keempatnya bertajuk Elevation. Di album ini, Anggun mengubah total aliran musiknya dengan memasukan jenis musik hip hop dan urban. Di Indonesia, sebelum dirilis resmi pada 1 Desember 2009, album ini bahkan telah mendapat penghargaan Double Platinum. Singel pertama dari album ini yaitu “Si tu l’avoues” untuk pasaran Perancis, “Crazy” untuk pasaran internasional, serta “Jadi Milikmu” untuk pasaran Indonesia.
Pada tahun 2009, Anggun menggelar konser di 5 kota di Indonesia bertajuk “Anggun Indonesia Roadshow 2009″. Dalam pegelaran ini Anggun menggandeng sejumlah penyanyi populer Indonesia, di antaranya Bunga Citra Lestari, Dewi Sandra, Pinkan Mambo, Glenn Fredly dan Ello.

2 komentar: